Senin, 28 Oktober 2013

Kanker Prostat


Kanker prostat adalah penyakit kanker yang berkembang di prostat, sebuah kelenjar dalam sistem reproduksi lelaki. Hal ini terjadi ketika sel prostat mengalami mutasi dan mulai berkembang di luar kendali. Sel ini dapat menyebar secara metastasis dari prostat ke bagian tubuh lainnya, terutama tulang dan lymph node. Kanker prostat dapat menimbulkan rasa sakit, kesulitan buang air kecil, disfungsi erektil dan gejala lainnya.
Jumlah kanker prostat sangat bervariasi di dunia. Namun jarang terjadi di Asia Timur dan Selatan; sering terjadi di Eropa dan Amerika Serikat. Menurut American Cancer Society, kanker prostat paling jarang di pria Asia dan paling sering terjadi di orang hitam, dan orang Eropa di tengahnya.
Pada penderita ditemukan rasio plasma vitamin B12 yang sangat rendah.

Senin, 14 Oktober 2013

Vitamin E Bisa Picu Kanker Prostat

Para pria berhati-hatilah dengan vitamin E. Mengkonsumsi vitamin E setiap hari ternyata dapat meningkatkan risiko kanker prostat pada pria sehat. Hal tersebut terungkap dalam penelitian terbaru yang dilakukan untuk melihat potensi bahaya terkait dengan penggunaan secara teratur beberapa makanan suplemen.

Pria yang mengkonsumsi vitamin E selama periode tujuh tahun, berisiko terkena kanker prostat 17 persen lebih tinggi ketimbang mereka yang menggunakan placebo (sejenis pengobatan tiruan yang dilakukan oleh para dokter terhadap penyakit tertentu). Temuan ini dipublikasikan di the Journal of the American Medical Association.

Penelitian ini merupakan tindak lanjut dari percobaan 2008 terhadap 35 ribu laki-laki yang dirancang untuk melihat apakah suplemen membantu mencegah kanker prostat. Temuan tersebut memperkuat penelitian yang sedang berkembang yang menyatakan bahwa beberapa vitamin dan suplemen digunakan secara umum oleh sekitar 234 juta orang dewasa di Amerika, kemungkinan lebih berbahaya ketimbang bermanfaat. Sebuah studi yang dipublikasikan di Achives of Internal Medicine belum lama ini juga menyimpulkan bahwa penggunaan multivitamin dan suplemen, termasuk asam folat, besi, magnesium, dan tembaga, terkait dengan kematian pada wanita lanjut usia.

“Tidak ada alasan bagi para pria untuk mengkonsumsi vitamin E,” kata Eric Klein, dokter di Cleveland Clinic, yang juga wakil ketua peneliti riset ini. “Suplemen-suplemen itu menunjukkan tidak ada manfaatnya dan beberapa malah berisiko.”

Riset ini, yang dinamakan SELECT (Selenium and Vitamin E Cancer Prevention), didesain untuk melihat apakah salah satu atau kedua zat tersebut bisa mencegah kanker prostat. Mei lalu, kata para peneliti, Komite Pengawasan Data dan Keamanan mengecek data percobaan tersebut dan merekomendasikan laporan dari temuan mengenai risiko kanker prostat ini.

Data terbaru menunjukkan bahwa mereka yang mengkonsumsi 400 unit vitamin E setiap hari secara internasional mengalami rata-rata 76 kasus kanker per 1.000 partisipan, dibandingkan dengan 65 kasus pada grupplacebo.

Kenaikan risiko sebesar 17 persen ditemukan dalam grup partisipan yang hanya mengkonsumsi vitamin E. Mereka yang mengkonsumsi kombinasi dari vitamin E dan selenium tidak menunjukkan peningkatan risiko yang signifikan.

“Penelitian ini yang terbesar, yang paling pasti dan yang pertama kali menunjukkan bahwa ada peluang yang membahayakan dari konsumsi vitamin E secara rutin,” kata Leslie Ford, wakil direktur untuk penelitian klinis di National Cancer Institute.

Senin, 07 Oktober 2013

Studi: Pria Berambut Merah Lebih Aman dari Kanker Prostat

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap pria berisiko mengalami kanker prostat jika tidak menjalankan gaya hidup sehat.
Namun baru-baru ini sebuah studi mengungkap bahwa ada pria tertentu yang berisiko kecil terkena kanker prostat. Siapakah pria tersebut?
Tim peneliti dari Louisville University, Kentucky AS menemukan bahwa pria dengan rambut merah berisiko 54 persen lebih kecil terkena penyakit ini ketimbang pria berambut pirang, coklat atau hitam. Peneliti menganggap bahwa pria berambut merah memiliki gen tertentu yang bisa memperkecil risiko terkena kanker prostat.
Seperti dikutip Daily Mail, peneliti menyatakan bahwa pria berambut merah memiliki gen yang disebut MC1R. Sebuah gen yang disinyalir mengatur warna rambut mereka.
Kesimpulan ini didapatkan setelah peneliti mengamati 20.000 pria bersiiko kanker prostat dan satu persen dari jumlah tersebut memiliki risiko lebih kecil karena memiliki rambut berwarna merah. Dengan begitu ada kemungkinan besar gen MC1R-lah yang membantu mengontrol sejumlah sel saat membelah dan tumbuh.
Sayangnya peneliti tidak memberikan informasi secara detil mengapa warna rambut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap risiko kanker prostat.
“Lagipula kami tak berharap para pria berambut merah yang khawatir terkena kanker prostat berhenti mencari bantuan medis profesional setelah mengetahui temuan ini,” terang Dr. Ian Frame, selaku direktur Prostate Cancer UK memberikan pendapatnya tentang temuan ini. 

Senin, 23 September 2013

Waspada, Penyakit Ini Menyerang Testis Pria

Testis merupakan organ reproduksi terpenting bagi pria. Di testis, proses pembentukan sel sperma dan pembentukan hormon testosteron diproduksi. Sehingga, kesehatan testis amat perlu diperhatikan demi mencegah berbagai penyakit yang tak diinginkan.

Namun, ada kalanya bagi kaum adam untuk mengetahui beberapa penyakit yang mungkin dapat terjadi pada testis. Tertarik untuk tahu? Ikuti penjelasannya berikut, seperti dilansir melalui intimatemedicine, Selasa (20/3).

Kista di sekitar skrotum


Kista di sekitar skrotum (kantung kemaluan) dapat terjadi pada semua usia, tetapi paling sering terjadi pada pria berusia 40 tahun keatas. Ketika ukurannnya masih kecil, biasanya dokter tidak melakukan tindakan karena pertumbuhan kista tersebut dianggap tidak berbahaya. Namun, kista yang sudah besar justru lebih menyakitkan dan mengganggu, dan harus diangkat dengan operasi.

Pria bisa merasakan adanya kista di sekitar skrotum testis saat meraba bagian tersebut. Kista ini seperti benjolan, rasa nyeri di testis dan pembuluh vena terasa tegang saat disentuh. Kista ini berisikan cairan jenih dan tidak berwarna.

Hidrokel

Istilah hidrokel berasal dari Yunani dan itu berarti kantong air. Penyakit ini terjadi berupa pembengkakan tanpa rasa sakit dari skrotum yang disebabkan pengumpalan cairan di sekitar testis. Hidrokel primer (alami) mulai terlihat sejak usia 2 tahun, sedangkan hidrokel sekunder kerap terjadi pada pria berusia 40 tahun keatas. Penyakit ini sungguh menyakitkan, dan biasanya timbul akibat adanya cedera, peradangan atau infeksi.

Salah satu penyebab timbulnya penyakit ini adalah skrotum membesar, sehingga membuat penderitanya merasa memiliki testisnya berat. Karena mengganggu dan menyakitkan, dokter akan memompa cairan untuk dikeluarkan. Biasanya, pembesaran lebih sering terjadi pada bagian kanan.

Orkitis

Orkitis adalah peradangan pada kedua sisi testis, atau hanya satu sisi saja, sehingga menyebabkan pembengkakan, rasa nyeri dan demam. Orkitis dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri dan virus. Jika disebabkan oleh virus, orkitis bisa disembuhkan dengan antibiotik.

Gejalanya berupa pembengkakan testis, testis terasa berat, demam, sekresi penis dan rasa sakit saat melakukan hubungan seks, kencing atau ejakulasi. Dalam kasus ekstrim, darah bisa keluar dari air mani. Mengobati orkitis bisa dilakukan dengan suntikan. Untuk pencegahan bisa menggunakan kondom karena penyakit ini bisa timbul karena melakukan hubungan seksual berisiko.

Torsio testis

Penyakit ini kerap terjadi pada anak laki-laki atau remaja, namun pria dewasa juga berisiko mengalaminya. Torsio testis terjadi akibat perkembangan abnormal dari funikulus spermatikus (selaput yang membungkus testis). Akibatnya testis mudah melintir atau berputar, sehingga akan menghentikan aliran darah ke testis.

Untuk mengobatinya, dokter harus mengembalikan testis ke posisi semula untuk meminimalkan kerusakan lebih lanjut. Jika tak segera diatasi dapat menyebabkan kerusakan yang mengakibatkan testis rusak, sehingga harus diangkat. Beberapa penyebabnya, antara lain adalah perubahan suhu udara mendadak (seperti saat berenang), ketakutan, latihan yang berlebihan, batuk, atau celana yang terlalu ketat.

Senin, 16 September 2013

Waspada, Pria Obesitas Juga Berisiko Kanker Prostat Lho!

Lagi-lagi obesitas menjadi pusat perhatian dalam kesehatan. Gara-gara obesitas, seseorang bisa terserang penyakit stroke, gagal jantung, hipertensi, dan yang baru-baru ini diteliti dalam studi di Columbia, New York, bahwa obesitas berisiko kanker prostat di masa depan, khususnya pada pria.
Awalnya pada penelitian ini para peneliti mempelajari biopsy dari 6.692 pria yang bebas kanker. 11 persen diantaranya mempunyai luka (lesi) sebelum menderita kanker. Mereka menemukan 494 orang yang kemudian terkena kanker dan dicocokkan dengan 494 orang lainnya yang tidak terkena kanker. Setelah tindak lanjut selama 14 tahun dan disesuaikan dengan faktor-faktor risiko lainnya, mereka menemukan bahwa kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko kanker prostat sebesar 57 persen.
Menurut profesor epidemiologi di Columbia University Medical Center, Andrew Rundle, menjelaskan bahwa penelitian ini dapat membantu dalam menentukan jenis tindakan klinis lanjutan yang diperlukan terhadap pria obesitas.
Selain itu Rundle mengatakan, “Data penelitian tidak hanya menunjukkan risiko penyakit prostat pada pria gemuk saja, tetapi dapat membantu membedakan laki-laki mana yang benar-benar membutuhkan cakupan perhatian medis khusus dan mana yang tidak.” 

Senin, 09 September 2013

Awas, Konsumsi Gorengan Tingkatkan Risiko Kanker Prostat!

Menurut penelitian Fred Hutchinson Cancer Research Center, AS, konsumsi makanan berminyak atau gorengan secara teratur, seperti kentang goreng, ayam goreng, dan donat, ternyata dapat meningkatkan risiko kanker prostat, dan bahkan bisa membentuk jenis kanker prostat yang lebih agresif.
Beberapa studi sebelumnya juga telah menyatakan bahwa konsumsi makanan yang diolah dengan metode memasak menggunakan panas tinggi, seperti daging panggang, dapat meningkatkan risiko kanker prostat.
Secara khusus, Janet L. Stanford, PhD, dari Program in Prostate Cancer Research di Hutchinson Center, dan rekannya menemukan bahwa pria yang mengonsumsi kentang goreng, ayam goreng, ikan goreng, atau donat setidaknya sekali seminggu cenderung mengalami peningkatan risiko kanker prostat dibandingkan dengan pria yang mengonsumsi makanan tersebut kurang dari sekali dalam sebulan.
Menurut penelitian ini, pria yang mengonsumsi gorengan sekali atau lebih dalam seminggu mengalami peningkatan risiko kanker prostat sebesar 30-37 persen. Konsumsi mingguan makanan ini juga berpengaruh meningkatkan risiko lebih besar terkena jenis kanker prostat yang lebih agresif.
“Tampaknya tingginya risiko terkena kanker prostat ditentukan pada tingkat tertinggi konsumsi gorengan. Artinya bahwa konsumsi makanan gorengan secara teratur bisa memicu risiko tumbuhnya kanker prostat,” ujar Stanford, seperti dikutip dalam jurnal The Prostate.
Menurut hipotesa Stanford, mekanisme di balik peningkatan risiko kanker ini termasuk fakta yang menyatakan bahwa ketika minyak dipanaskan sampai suhu yang cocok untuk menggoreng, senyawa-senyawa beracun karsinogenik dapat terbentuk dalam makanan yang digoreng tersebut.
Senyawa-senyawa ini termasuk acrylamide (yang ditemukan dalam makanan kaya karbohidrat seperti kentang goreng), heterocyclic amines dan polycyclic aromatic hydrocarbons (zat kimia yang terbentuk ketika daging dimasak pada suhu tinggi), aldehida (senyawa organik yang ditemukan dalam parfum), dan akrolein (bahan kimia yang ditemukan dalam herbisida). Senyawa-senyawa beracun tersebut bisa meningkat ketika terjadi penggunaan minyak secara berulang dan waktu penggorengan yang semakin lama.
Makanan yang dimasak dengan panas tinggi juga mengandung advanced glycation endproducts(AGEs) tingkat tinggi, yang menjadi salah satu penyebab peradangan kronis dan stres oksidatif. Makanan gorengan adalah salah satu yang tertinggi mengandung konten AGEs. Misalnya, dada ayam yang digoreng selama 20 menit mengandung lebih dari 9 kali lipat jumlah AGEs, setara dengan dada ayam yang direbus selama satu jam.

Rabu, 14 Agustus 2013

Tomat Matang Ampuh Atasi Kanker Prostat

Studi laboratorium menunjukkan sebuah nutrisi dalam tomat yang matang dipercaya bisa memperlambat pertumbuhan bahkan membunuh sel-sel kanker prostat.

Dr Mridula Chopra dan rekannya dari University of Portsmouth di Inggris menguji efek likopen (zat pigmen yang memberikan warna merah pada tomat) dalam sistem mekanisme perlawanan kanker yang sederhana.

Likopen sebenarmya banyak terdapat dalam sayuran dan buah berwarna merah, namun konsentrasi paling tinggi ditemukan dalam tomat.

Dr Chopra menemukan likopen mampu menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker dengan cara menghambat suplai darah yang merupakan 'makanan' sel kanker, sehingga bisa memperlambat pertumbuhan dan membunuh sel kanker.

Namun, Dr Chopra mengingatkan mekanisme perlawanan kanker ini hanya bisa dirasakan pada pengkonsumsian tomat yang matang. Selain itu, asupan likopen setiap orang mungkin berbeda-beda guna melawan kanker prostat. 

Temuan yang dipublikasikan dalam British Journal of Nutrition ini menjadi riset yang menindaklanjuti pada penelitian sebelumnya yang telah menunjukkan adanya kenaikan signifikan dari likopen dalam sampel darah dan sperma setelah partisipan diminta untuk mengkonsumsi 400 gram (14 ons) tomat olahan selama dua minggu.

"Penelitian kecil ini tidak secara langsung mengatakan bahwa efek likopen mampu melawan kanker, tapi penelitian ini membantu kita untuk lebih mengerti mengenai bagaimana zat kimia berdampak pada formasi pembuluh darah," tuturnya, yang dikutip melalui the Telegraph, Rabu 

Senin, 12 Agustus 2013

Resep Penggelontor Gangguan Prostat


Organ reproduksi pria yang sering bermasalah adalah kelenjar prostat. Kelenjar yang terletak di antara kantong kemih dan saluran kemih keluar (uretra) ini memang cuma sebesar biji kenari. Namun, sekali mengalami gangguan, bukan main akibatnya.
Berat kelenjar yang mengelilingi saluran uretra ini pada laki-laki normal lebih kurang 20 gram. Fungsinya sebagai penghasil cairan semen (air mani) yang menjaga sperma agar tetap hidup.
Ketika pria mencapai usia pubertas, kelenjar prostat mulai membuat cairan mani. Seiring bertambahnya usia, pria dapat mengalami gangguan prostat seperti pembesaran, peradangan, bahkan kanker. Hal itulah yang bisa menyebabkan kematian.
Dr. Johan Wibowo, Sp.BU, dari Bagian Urologi RS Omni Medical Center, Jakarta, menjelaskan ada tiga jenis gangguan pada prostat. Pertama, pembesaran prostat jinak (PPJ). Gangguan ini merupakan kondisi pertumbuhan kelenjar prostat yang berlebihan.
PPJ dapat menekan uretra (saluran kemih bagian luar), sehingga terjadi penyempitan uretra. Hal ini memengaruhi aliran urin dan selanjutnya dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal. Sekitar 20 persen lelaki pada usia 50 tahun pernah mengalami pembesaran prostat, dan pada usia 80 tahun kemungkinannya mencapai 90 persen!
Secara umum terdapat dua faktor utama yang memengaruhi penyebab gangguan ini, yakni bertambahnya usia dan berfungsinya sel leydig pada testis sebagai penghasil hormon androgen utama, yaitu testosteron. Perubahan testosteron menjadi dehidrostestosteron (DHT) di dalam sel prostat menjadi faktor masuknya DHT ke dalam inti sel prostat yang dapat menyebabkan inskripsi pada RNA, sehingga terjadi pembentukan protein yang menyebabkan sel prostat bertambah banyak.
Beberapa penelitian pada hewan membuktikan hormon estrogen berperan pada permulaan proses PPJ. Hormon estrogen ini berasal dari perubahan testosteron menjadi estrogen dengan bantuan katalizator enzim aromatase yang terjadi pada jaringan lemak.
Seseorang yang mengalami pembesaran prostat menunjukkan sejumlah gejala yang berkaitan dengan pengeluaran air seni, yakni pancaran kencing lemah, kencing tak lampias, kencing terputus-putus, saat mulai kencing lama, sering kencing, kencing harus terburu-buru, ngompol atau kencing menetes, kencing di malam hari lebih dari dua kali.
Deteksi Dini
Kedua, radang prostat (prostatitis). Kelenjar prostat dapat terinfeksi oleh bakteri dan meradang serta membengkak, sehingga menimbulkan rasa sakit. Radang prostat dapat terjadi seketika serta bersifat akut atau kronis.
Lebih dari 35 persen pria berumur 50 tahun ke atas menderita radang prostat. Hal ini paling umum pada pria yang mengalami radang saluran kemih secara berulang-ulang. Sekitar 80 persen pria dengan gangguan ini disebabkan oleh bakteri Escherichia coli, dan sisanya oleh bakteri Klebsiella, Enterobakteri, Pseudomonas, Streptokokkus, dan Stafilokokkus.
Semua bakteri tersebut menyebar melalui aliran darah, bergerak dari uretra lalu menjalar mencapai kelenjar prostat. Radang prostat kronis biasanya disebabkan oleh invasi bakteri dari uretra.
Penderita radang prostat yang bersifat akut menunjukkan gejala demam, kedinginan, sakit pinggang, sakit otot, rasa bengkak di pangkal paha, dan sakit pada persendian, selalu dan sering buang air kemih, seperti terbakar sewaktu buang air kemih, dan urin keruh.
Komplikasi biasanya berupa radang saluran kemih. Pada beberapa orang, sering dijumpai rasa sakit sewaktu ejakulasi ketika berhubungan seksual, adanya darah di dalam sperma, dan fungsi seksual mengalami penurunan.
Ketiga, kanker prostat. Kanker menyerang kelenjar prostat, sehingga sel-sel tumbuh abnormal dan tidak terkendali. Dalam beberapa tahun terakhir ini, kanker prostat merupakan keganasan tersering pada pria di Amerika Serikat.
Data dari 13 fakultas kedokteran negeri di Indonesia menunjukkan kanker prostat termasuk dalam 10 penyakit keganasan tersering pada pria. Di Subbagian Urologi, Bagian Bedah FKUI/RSCM, selama periode 1995-1998 ditemukan rata-rata 17 kasus per tahun dan menduduki peringkat kedua setelah kanker buli-buli (kandung kemih).
Kanker prostat dibagi menjadi dua golongan besar, yakni kanker yang masih terbatas dalam organ prostat (kanker dini) dan yang sudah menyebar keluar prostat, baik ke organ sekitar maupun metastasis (penyebaran) jauh (kanker lanjut).
Menurut Dr. Budi Sugiarto Widjaja, TCM, dokter yang berpraktik di RS Omni Medical Center dan Klinik TCM Beijing, Jakarta, penyebab kanker prostat belum diketahui. Pada stadium dini penyakit ini tidak menampakkan gejala.
Setelah kanker berkembang, tumor yang membesar akan menekan bagian tubuh di sekitarnya. Gejala lain yang mungkin muncul adalah rasa sakit pada waktu ejakulasi. Bila sudah menyebar ke organ tubuh lain, gejalanya makin bervariasi, misalnya penyebaran pada tulang dapat menimbulkan rasa nyeri pada tulang dan persendian.
American Cancer Society menganjurkan pria berusia di atas 50 tahun mengikuti program deteksi dini kanker prostat dengan melakukan pemeriksaan prostate specific antigen (PSA) total dan dubur yang disebut digital rectal examination (DRE). Bila ada riwayat kanker dalam keluarga, program deteksi dini kanker prostat ini dianjurkan sejak usia 40 tahun.
Apel dan Tomat
Bawang diyakini dapat memberikan perlindungan terbaik terhadap kanker prostat, sedangkan daging merah menjadi faktor risiko terbesar penyakit ini. Para peneliti juga berhasil mengidentifikasi apa yang melindungi dan meningkatkan risiko kanker prostat. Produk yang berasal dari hewan ditemukan menjadi faktor risiko, dan produk sayuran menjadi faktor penurun.
Sementara itu, sebuah riset di AS meneliti efek konsumsi saus tomat pada sekitar 50.000 pria. Hasilnya, konsumsi saus tomat dua kali per minggu diyakini dapat mengurangi risiko berkembangnya kanker prostat hingga tiga kali lipat.
Rahasianya terletak pada likopen, antioksidan yang membuat tomat berwarna merah. Para peneliti menduga likopen bergabung dengan unsur penyerang penyakit yang lebih memudahkan bagi tubuh menyerap dalam bentuk saus daripada tomat mentah.
Dr. Edward Giovannuci, seorang ahli nutrisi di Harvard Medical School yang memimpin penelitian selama 12 tahun itu mengungkapkan bahwa saus tomat merupakan sumber ideal likopen. Sebab, saus membawa konsentrasi senyawa yang tinggi akibat proses pemanasan dalam produksi.
Hasil penelitian lain, pria dianjurkan mengonsumsi apel dan buncis yang banyak mengandung kuesertin. Anjuran ini berdasarkan riset Rochester, ilmuwan di Mayo Clinic, AS, yang dimuat dalam jurnal Carcinogenesis.
Pada uji laboratorium oleh Nianzeng Xing, ahli kanker dari Departemen Urologi di Mayo Clinic, membuktikan bahwa kuesertin sanggup memblokir reseptor hormon pria. Reseptor ini bertugas mengaktifkan gen-gen yang mengatur produksi beragam hormon pada saluran prostat. Jumlah reseptor yang terlalu melimpah akan memacu sel-sel sehingga membiak tak terkendali dan mengakibatkan kanker. 
Menurut Xing, masih diperlukan riset lebih mendalam untuk melacak cara kerja kuesertin. Namun, temuannya setidaknya membuka harapan baru bagi penderita kanker prostat. Xing menyarankan memperbanyak konsumsi makanan sumber kuesertin alami seperti apel, buncis, jeruk, teh, dan bawang merah.
Pilih Ramuan Cina atau Indonesia
Beberapa tanaman obat asli Indonesia, kata Dr. Budi, mampu memperbaiki bahkan menyembuhkan gangguan prostat. Contohnya, paduan sambiloto dan akar alang-alang. Ramuan tradisional Cina juga diyakini mampu mengatasi radang dan pembesaran kelenjar prostat.
Buku Prescription Beneficial to Life, yang diterbitkan pada tahun 1253 oleh Yan Yung-hou, memuat beberapa resep klasik untuk mengatasi gangguan prostat.
Berikut ramuan untuk mengatasi radang dan pembesaran prostat.
1. Bahan: 10-15 gr sambiloto, 60 gr akar alang-alang
Pemakaian: Rebus semua bahan dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Saring, minum dua kali sehari, masing- masing 150 cc.
2. Bahan: 60 gr krokot segar, 30 gr pegagan, 15 gr daun dewa
Pemakaian: Rebus semua bahan dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc. Saring, minum dua kali sehari, masing-masing 200 cc.
3. Bahan: 15 gr benalu teh, 5 lembar daun sambung nyawa, 5 gr temulawak
Pemakaian: Rebus semua bahan dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas, lalu saring dan endapkan. Minum dua kali sehari, masing-masing setengah gelas sesudah makan.
4. Bahan: 10 gr sang piao xiao, 8 gr ren sen, 6 gr dang gui, 6 gr yuan zhi, 6 gr fu shen, 12 gr gui ban, 6 gr shan yao, 3 buah da zao, 6 gr gan cao, 6 gr shan zhu yu
Pemakaian: Rebus semua bahan dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Minum dua kali sehari, masing-masing segelas. Bahan bisa direbus ulang sekali lagi.
5. Bahan: 20 gr rehmannia glutinosa, 10 gr ubi jalar cina, 10 gr dogwood tree, 6 gr alisma plantago, 6 gr tuckahoe, 6 gr tree peony, 3 gr kayu manis, 10 gr achyranthes bidentata, 10 gr plantain, 3 gr aconitum.

Pemakaian: Rebus semua bahan dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Minum dua kali sehari, masing-masing segelas. Bahan bisa direbus ulang sekali lagi.

Catatan: Panci untuk merebus tak boleh berbahan alumunium. Pilih salah satu ramuan dan lakukan secara teratur. Tetaplah berkonsultasi pada dokter atau herbalis berpengalaman.

Senin, 05 Agustus 2013

Lindungi Diri dari Gangguan Prostat


Bila akhir-akhir ini keinginan untuk buang air kecil tak seperti biasanya, Anda patut curiga. Anda boleh saja menyalahkan kantung kemih, tetapi dari semua kemungkinan yang ada, masalah Anda mungkin pada prostat.
Prostat adalah sebuah kelenjar kecil sebesar buah kenari yang membungkus bagian atas uretra, saluran pembuangan dari kandung kemih. Prostat berfungsi mengeluarkan campuran cairan dan enzim yang diperlukan oleh sperma agar tetap sehat. Prostat biasanya berfungsi baik hingga kebanyakan orang tidak menyadari keberadaannya sampai usia  40-an atau 50-an. Walaupun ada pula yang mendapatkan masalah saat berusia 30-an.
Seiring pertambahan usia, prostat dapat berubah menjadi kelenjar pembawa derita, karena menjadi mudah terinfeksi dan terkena penyakit-termasuk kanker. Pembengkakannya pun sering sampai mengganggu proses buang air kecil. Hampir setiap pria akan mengalami masalah prostat selama hidupnya.
Gejala-gejala itu antara lain adalah sering buang air kecil, darah dalam air kemih, sulit pada awal buang air kecil, aliran yang lambat, dan perasaan bahwa hajat kecil Anda belum selesai meskipun telah melakukannya.
Ada tiga masalah yang paling umum mengenai prostat.
BPH:
Ketika seorang pria mendekati usia 45 tahun, prostatnya mungkin mulai membesar. Dalam kasus tertentu, ukurannya bisa mencapai seperti buah jeruk dan menekan aliran kemih yang melalui uretra. Kondisi ini disebut benign prostatic hyperplasia (BPH), dan ini merupakan masalah prostat yang paling umum.
Mengapa prostat membesar? Sebagian dokter berpendapat kecenderungan kelenjar ini untuk membengkak boleh jadi berhubungan dengan hormon pria testosteron. Orang yang dikebiri (orang kasim) tidak pernah menderita BPH. Namun bagi sebagian besar pria lain, kondisi ini sesuatu yang lazim. Kondisi ini menimpa hingga 15 persen pria 40 tahunan dan 60 persen pria 50 tahunan.
Prostatitis:
Lalu, apa yang terjadi bila usia Anda baru 35 tahun tetapi Anda telah mendapatkan masalah atau terlalu sering buang air kecil? Dalam hal ini Anda mungkin mengalami infeksi pada prostat yang disebut bacterial prostatitis.
Bacterial prostatitis  menyerang pria semua umur. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh menyebarnya infeksi dalam kandung kemih atau uretra. Walaupun dokter tidak tahu dengan pasti bagaimana infeksi ini masuk ke saluran kemih, ada yang menduga bahwa pembendungan pada uretra atau seks anal tanpa alat pengaman dapat meningkatkan risikonya. Selain masalah dalam perkemihan, gejala lainnya bisa meliputi nyeri perut atau punggung bagian bawah, rasa tidak nyaman pada testis dan demam. Dalam beberapa kasus, infeksi bisa menjadi kronis, dan seseorang dapat mengalami serangan prostatitis berulang-ulang sepanjang hidupnya.
Kanker Prostat:
Kanker prostat adalah kanker paling umum di kalangan pria di atas  50 tahun dan menjadi pembunuh terbesar kedua di antara kanker-kanker yang menyerang pria di Amerika Serikat. Lebih dari separuh pria di atas 70 tahun di AS telah mengalaminya. Kanker prostat jarang menyerang pria di bawah 45 tahun kecuali bila ada di antara keluarga Anda yang demikian. Penyakit ini biasanya dapat disembuhkan bila terdeteksi dalam tahap dini.
Celakanya, kanker ini sering tumbuh  diam-diam dalam kelenjar prostat tanpa gejala apa pun sampai setelah menyebar ke tulang dan jaringan di sekitarnya. Itu sebabnya penting sekali bagi pria usia 50 tahun untuk menjalani uji rektal digital yang memungkinkan dokter menemukan benjolan atau pembesaran pada prostat, dan prostate-specific antigen blood test, uji darah untuk mendeteksi sejenis protein yang keluar dari prostat apabila ada tumor.
Tips Merawat Prostat
Anda dapat mengurangi kemungkinan dan meringankan dampak gangguang prostat melalui beberapa perubahan pola makan dan gaya hidup. Berikut adalah caranya :
Ejakulasi secara teratur.
Anda dapat mengambil pilihan yang bijak. Yang jelas, ini memungkinkan saluran pengeluaran tidak tersumbat.
Menurunkan kolesterol.
Dalam tubuh, kolesterol diubah menjadi testosteron. Berdasarkan pengamatan jaringan prostat yang membesar memiliki kandungan kolesterol tinggi sekali. Sebagian dokter mengaku bisa meringankan gejala, kalau pun tidak berhasil memperkecil ukuran prostat, dengan meminta pasien mereka menurunkan kolesterol total dalam darah mereka menjadi 200 mg/dl (miligram kolesterol per desiliter darah) atau kurang, sebagaimana anjuran American Heart Association.
Kurangi asupan lemak.
Hindari makanan-makanan kaya lemak, seperti daging merah, produk susu,' dan goreng-gorengan. Batasi porsi sajian daging merah, ikan, atau ayam Anda tidak lebih dari 90 gram sehari. Perbanyak sayuran.
Jangan kekurangan seng.
Penderita gangguan prostat cenderung kekurangan seng dalam tubuh mereka. Recommended Dietary Allowance untuk seng adalah 15 miligram per hari. Meminum suplemen seng atau makan makanan kaya seng, seperti kerang dan ikan herring, mungkin baik bagi Anda.  Padi padian, biji-bijian, bekatul, susu, dan polong-polongan juga mengandung mineral ini.
Batasi makanan sangat merangsang dan alkohol.
Keduanya dapat meningkatkan iritasi pada kantung kemih, khususnya bila Anda menderita BPH. Alkohol bisa merugikan sekali, karena berfungsi menekan sistem saraf pusat yang membuat otot-otot di seluruh tubuh menjadi lemas, termasuk otot-otot kandung kemih. Akibatnya urin tertahan.
Berolahraga.
Tak ada olahraga yang spesifik untuk kesehatan prostat, tetapi banyak minum air, dan hubungan seksual secara teratur dapat memperkecil risiko. Yang jelas, banyak dokter mengamati bahwa pria bertubuh bugar jarang mengalami masalah prostat ketimbang mereka yang lebih banyak duduk.
Jangan duduk terlalu lama.
Duduk terlalu lama membuat prostat Anda tertekan terlalu lama. Apabila pekerjaan menuntut Anda lebih banyak duduk, bangkitlah dan berjalan-jalan barang sejenak demi kebaikan Anda sendiri. Jangan menahan kencing. Apabila Anda sering ingin buang air kecil, orang biasanya menganjurkan Anda berlatih menahannya selama mungkin. Cara berpikir ini salah, apalagi dalam kasus ini.
Hindari minum banyak di malam hari.
Jangan minum selewat pukul enam atau tujuh petang, apabila tidur Anda sering terganggu (misalnya, lebih dari dua kali dalam semalam) oleh keinginan untuk buang air kecil. Baik siang maupun malam hari, batasi minum minuman yang mengandung kafein. Ini membuat Anda lebih sering buang air kecil dan tidak baik bagi kandung kemih, karena membuat seolah-olah sudah penuh padahal belum.
Berendam.
Duduklah di bak mandi air hangat selama 20 menit sekurangnya sekali seminggu. Kehangatannya akan meresap ke dalam panggul dan meningkatkan aliran darah di situ, mengurangi ketegangan otot-otot dan, mudah-mudahan, juga bengkaknya.

Sabtu, 03 Agustus 2013

Obat Baru Atasi Kanker Prostat


HARAPAN penderita kanker prostat untuk sembuh tampaknya akan semakin besar setelah para ilmuwan berhasil mengembangkan obat baru bernama Abiraterone. Para ilmuwan menyambut antusias kehadiran Abiraterone dan menilainya sebagai kemajuan paling signifikan dalam bidang pengobatan kanker ini selama 70 tahun terakhir. 
Menurut para ahli dari Institute of Cancer Research, pusat riset kanker berkedudukan di Inggris yang mengembangkan Abiraterone, obat ini patut dibanggakan karena diklaim mampu mengobati hingga 80 persen pasien pengidap penyakit mematikan ini. Obat ini bekerja efektif dengan cara menghambat hormon-hormon yang memicu timbulnya kanker .

Institute of Cancer Research berharap bentuk pil sederhana Abiraterone akan tersedia dalam dua atau tiga tahun mendatang. Uji klinis yang melibatkan sekitar 1.200 pasien di seluruh dunia saat ini masih terus dilakukan dan akan dilanjutkan dengan sejumlah penelitian lanjutan pada akhir tahun ini.

Penyakit kanker prostat sendiri merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemukan di kalangan pria. Harapan hidup pasien setelah menjalani kemoterapi biasanya tidak lebih dari 18 bulan.  Para ahli berasumsi bahwa kanker prostat juga dipengaruhi oleh hormon seks seperti  testosteron yang dihasilkan dalam testis.  Jenis pengobatan yang biasa dilakukan saat ini adalah dengan  menghentikan testis  menghasilkan testosteron.

Namun begitu, para ahli telah berhasil menemukan fakta bahwa kanker juga dapat mendapat hormon seks dari banyak sumber, termasuk dari hormon yang diproduksi dari tumor itu sendiri.  Di sinilah Abiraterone berperan mennghambat dan membloking  produksi hormon  di seluruh tubuh.

Riset  yang juga dimuat dalam Journal of Clinical Oncology ini, merupakan hasil pemantauan para pasien kanker prostat yang sifatnya agresif dan sudah dalam stadium lanjut.  Pasien diberikan obat Abiraterone dan data hasil riset dikumpulkan dari seluruh dunia.

Hasil riset menunjukkan adanya penciutan ukuran tumor secara signifikan selain juga ada penurunan kadar sejenis protein penting yang dihasilkan kanker yang dinamakan prostate specific antigen pada mayotitas pasien.

Kebanyakan pasien dilaporkan menunjukkan kemajuan dan perbaikan signifikan  dalam kualitas hidup mereka.  Beberapa di antaranya dapat menghentikan konsumsi morfin untuk mengatasi rasa sakit yang disebabkan penyebaran penyakit pada tulang mereka.

Kamis, 01 Agustus 2013

Gen 'Bermuka Dua' di Pasien Kanker Payudara & Prostat

Sebuah gen ditemukan bisa memicu timbulnya satu jenis kanker tapi di sisi lain bisa mematikan jenis kanker lainnya. Gen tersebut adalah gen androgen (AR) yang jika jumlahnya kurang bisa membunuh pasien kanker payudara tapi jika jumlahnya tinggi malah memicu kanker prostat.

Penemuan ini tidak hanya memberikan contoh jelas bagaimana keunikan genetika yang mendasari suatu jenis kanker, tapi juga menunjukkan kanker yang berbeda akan membutuhkan pendekatan yang berbeda pula.

Penemuan oleh tim peneliti dari Cleveland Clinic Lerner Research Institute yang dipimpin oleh Charis Eng, MD, PhD ini menyingkap efek sebuah gen tunggal yang 'bermuka dua' terhadap kanker prostat dan kanker payudara.

Gen yang disebut disebut reseptor androgen (AR) ini ditemukan di payudara dan kanker prostat. Pada kanker prostat, adanya gen AR yang tinggi mendorong pertumbuhan kanker. Sedangkan pada kanker payudara, kurangnya gen AR akan memicu persebaran kanker.

Menurut para peneliti, penemuan ini membantu menjelaskan mengapa kanker payudara cenderung lebih berisiko pada perempuan setelah menopause dan mengapa terapi yang paling umum untuk mengatasi kanker prostat adalah dengan cara memblokir AR. Ketika menopause, produksi AR pada wanita menurun.

"Sampai sekarang, efek bermuka dua ini sangat tidak biasa," kata Charis Eng yang juga Ketua Institute Genomic Medicine. Ia menafsirkan penemuan ini dengan optimistis. Menurutnya, setelah fakta-fakta ini diketahui, kanker yang berbeda akan dapat diobati secara khusus dan efektif.

Eng mengatakan bahwa temuan timnya ini berdampak penting bagi masa depan perawatan kesehatan yang berbasis genetika. Temuan mereka menunjukkan bahwa perawatan harus diberikan lebih personal berdasarkan jenis kelamin dan jaringan yang terkena.

"Anda dapat membayangkan bahwa pasien kanker payudara dengan kadar AR yang rendah ternyata menyebabkan kanker menjadi lebih buruk, sehingga akan membuat terapis memberikan AR kembali dan memperbaiki kesehatan pasien," pungkas Charis Eng seperti dilansir io9.com,

Selasa, 30 Juli 2013

Kanker Prostat adalah keganasan yang terjadi didalam kelenjar prostat

Kanker Prostat adalah keganasan yang terjadi didalam kelenjar prostat. Beberapa dokter mempercayai kanker prostat dimulai dengan perubahan kecil dalam ukuran dan bentuk sel sel kelenjar prostat. Perubahan ini dikenal sebagai PIN (prostatic intraepithelial neoplasia). Hampir setengah dari semua orang yang memiliki PIN setelah berusia dia atas 50 tahun mengalami perubahan tampilan sel sel kelenjar prostat pada mikroskop.
Perubahan ini ada beberapa tingkat, dari tingkat rendah (hampir normal) hingga bermutu tinggi (abnormal).
Apabila anda sudah memiliki biopsi prostat yang menunjukan PIN bermutu tinggi, kemungkinan lebih besar terdapat sel sel kanker di dalam prostat anda. Untuk alasan ini, anda perlu memperhatikan secara seksama, bahkan mungkin perlu melakukan biopsi lainnya.

A.    Anatomi Prostat
Kelenjar prostat merupakan suatu kelenjar didalam sistem reproduksi laki laki yang letaknya tepat dibawah kandung kemih dan didepan rektum atau anus. Ukuran kelenjar prostat sebesar buah kenari dan mengelilingi sebagian dari uretra. Kelenjar prostat akan menghasilkan cairan yang membentuk sebagian komponen air mani (semen).

B.    Penyebab Kanker Prostat
Penyebab kanker prostat belum diketahui dengan pasti. Namun ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker prostat, disamping diantaranya faktor usia dan riwayat keluarga. Faktor harmonal, diet lemak tinggi, dan toksin juga disebut sebut sebagi faktor risiko kanker prostat, meskipun kaitannya belum jelas.

C.    Gejala Kanker Prostat
Kanker prostat stadium dini tidak menunjukan gejala. Setelah kanker berkembang baru muncul gejala tetapi tidak khas. Gejala yang muncul menyerupai gejala BPH (benign prostatic hyperplasia), yaitu penyakit pembesaran prostat jinak yang sering dijumpai pada pria usia lanjut. Akibatnya, kedua penyakit ini sulit dibedakan dan diperlukan pemeriksaan yang dapat mendeteksi dini sekaligus membedakan antara kanker prostat dan BPH.
Berikut beberapa gejala yang sering ditemui pada penderita kanker prostat :
1.     Sering ingin buang air kecil, terutama pada malam hari
2.     Kesulitan untuk memulai buang air kecil atau menahan air seni
3.     Aliran air seni lemah atau terganggu
4.     Perasaan nyeri atau terbakar saat buang air kecil
5.     Adanya darah pada air seni atau air mani.
6.     Gangguan seksual lain, seperti sulit ereksi atau nyeri saat ejakulasi
7.     Sering nyeri atau kaku di punggung bawah, pinggul atau paha atas.

D.    Jenis Jenis Kanker Prostat
Ada beberapa jenis sel sel kanker yang terdapat dalam kelenjar prostat. Namun hampir semua jenis kanker prostat bermula pada sel sel kelenjar dan lebih dikenal sebagai adenokarsinoma.

E.    Pemeriksaan Kanker Prostat.

Pria berusia lebih dari 50 tahun dianjurkan untuk melakukan melakukan PSA total (prostate specific antigen) dan pemeriksaan colok dubur atau DRE (digital rectal examination) setiap tahun. Apabila ada anggota keluarga yang menderita kanker prostat, dianjurkan melakukan skrining sejak usia 40 tahun.

F.    Pemeriksaan PSA
PSA adalah enzim yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat dan berfungsi mengencerkan cairan ejakulasi untuk memudahkan pergerakan sperma. Pada keadaan normal, hanya sedikit PSA yang masuk kedalam aliran darah. Namun, apabila terjadi peradangan atau kerusakan jaringan prostat maka kadar PSA dalam darah meningkat.

G.    Stadium Kanker Prostat
Stadium I, adalah tahap awal dan tanpa gejala. Sel kanker terbatas pada prostat.
Stadium II, adalah sel kanker terbatas pada prostat, tetapi terlihat jelas (terdeteksi oleh pemeriksaan colok dubur dan atau hasil tes PSA yang tinggi)
Stadium III, adalah sel sel kanker ditemukan diluar kantong prostat. Penyebarannya hanya terbatas pada jaringan sekitar dan atau vesikula seminalis (kelenjar yang memproduksi air mani)
Stadium IV, adalah sel sel kanker telah menyebar menuju kelenjar getah bening regional, tulang atau organ lain seperti hati dan paru paru.

H.    Pengobatan Kanker Prostat
Hingga saat ini pengobatan yang tepat untuk menderita kanker prostat masih diperdebatkan. Secara umum, pilihan pengobatan penderita kanker prostat tergantung pada stadium kankernya.
-       Kanker prostat stadium awal biasanya dilakukan prostatektomi (pengangkatan prostat) dan terapi penyinaran.
-   Kanker yang telah menyebar biasanya dilakukan terapi hormon, pengangkatan testis atau kemoterapi.






(Dari berbagai sumber)

Minggu, 28 Juli 2013

Hubungan Kanker Prostat dan Status Keayahan


Gangguan prostat adalah kasus yang lumrah terjadi pada pria utamanya mereka yang telah beranjak tua. Kondisi prostat biasanya berfungsi baik sehingga kebanyakan orang bahkan tak menyadari keberadaannya sampai usia 40-an atau 50-an, walaupun ada pula yang telah mengalami gangguan saat masih usia 30-an.

Banyak penelitian dilakukan untuk menyingkap penyebab serta faktor risiko gangguan prostat. Salah satu di antaranya adalah riset yang dipimpin Kristian T Jorgensen dari  Statens Serum Institute di Kopenhagen, Denmark. Riset yang dimuat dalam Medical Journal Cancer itu menemukan bahwa pria yang tak memiliki anak berisiko lebih rendah mengalami kanker prostat di banding pria yang punya anak. Namun begitu, pria yang punya banyak anak ternyata memiliki resiko rendah terkena kanker tersebut.
Jorgensen dan rekan-rekannya sampai pada kesimpulan tersebut setelah meneliti sejumlah pria kelahiran Denmark dari tahun 1935 hingga 1988. Hasil riset menunjukkan, pria yang tak punya anak berisiko 16 persen lebih rendah mengidap kanker prostat dibandingkan para ayah.  Tetapi di antara pria yang menjadi ayah, risiko terkena penyakit itu secara bertahap menurun seiring bertambahnya jumlah anak yang dimiliki. 
Menurut peneliti, alasan munculnya hubungan yang bertentangan ini masih belum dapat dipastikan. Tetapi hasil temuan ini didasarkan pada riset sebelumnya yang menghubungkan kondisi tidak punya anak dengan rendahnya risiko kanker prostat.

Sebuah teori mengatakan bahwa pria yang tak punya anak akibat infertilitas kemungkinan beresiko lebih kecil mengidap kanker prostat karena memiliki kadar testosteron yang rendah. Namun Jorgensen dan timnnya mengatakan hal itu masih harus dibuktikan.

Menurut data riset, pria yang tak punya anak memiliki sejumlah kemungkinan bervariasi  di antaranya karena infertil (tidak subur) atau punya pasangan yang tak subur, dan sebagian lagi memang memilih tidak punya anak.

Lalu mengapa pria dengan banyak anak beresiko lebih kecil mengidap kanker prostat dibanding yang hanyapunya satu anak saja?  Peneliti berspekulasi, hal itu terjadi karena pria yang punya anak lebih dari satu orang adalah pria yang jauh lebih sehat fisiknya. Pria yang punya banyak anak juga dapat mempertahankan kesuburannya hingga usia tertentu, sehingga mereka lebih resisten mengalami kanker prostat.

Yang pasti, penelitian lanjutan dibutuhkan untuk memahami kondisi yang berkaitan dengan faktor-faktor lingkungan biologis, sosial dan perilaku, yang mendasari temuan ini.