Selasa, 30 Juli 2013

Kanker Prostat adalah keganasan yang terjadi didalam kelenjar prostat

Kanker Prostat adalah keganasan yang terjadi didalam kelenjar prostat. Beberapa dokter mempercayai kanker prostat dimulai dengan perubahan kecil dalam ukuran dan bentuk sel sel kelenjar prostat. Perubahan ini dikenal sebagai PIN (prostatic intraepithelial neoplasia). Hampir setengah dari semua orang yang memiliki PIN setelah berusia dia atas 50 tahun mengalami perubahan tampilan sel sel kelenjar prostat pada mikroskop.
Perubahan ini ada beberapa tingkat, dari tingkat rendah (hampir normal) hingga bermutu tinggi (abnormal).
Apabila anda sudah memiliki biopsi prostat yang menunjukan PIN bermutu tinggi, kemungkinan lebih besar terdapat sel sel kanker di dalam prostat anda. Untuk alasan ini, anda perlu memperhatikan secara seksama, bahkan mungkin perlu melakukan biopsi lainnya.

A.    Anatomi Prostat
Kelenjar prostat merupakan suatu kelenjar didalam sistem reproduksi laki laki yang letaknya tepat dibawah kandung kemih dan didepan rektum atau anus. Ukuran kelenjar prostat sebesar buah kenari dan mengelilingi sebagian dari uretra. Kelenjar prostat akan menghasilkan cairan yang membentuk sebagian komponen air mani (semen).

B.    Penyebab Kanker Prostat
Penyebab kanker prostat belum diketahui dengan pasti. Namun ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker prostat, disamping diantaranya faktor usia dan riwayat keluarga. Faktor harmonal, diet lemak tinggi, dan toksin juga disebut sebut sebagi faktor risiko kanker prostat, meskipun kaitannya belum jelas.

C.    Gejala Kanker Prostat
Kanker prostat stadium dini tidak menunjukan gejala. Setelah kanker berkembang baru muncul gejala tetapi tidak khas. Gejala yang muncul menyerupai gejala BPH (benign prostatic hyperplasia), yaitu penyakit pembesaran prostat jinak yang sering dijumpai pada pria usia lanjut. Akibatnya, kedua penyakit ini sulit dibedakan dan diperlukan pemeriksaan yang dapat mendeteksi dini sekaligus membedakan antara kanker prostat dan BPH.
Berikut beberapa gejala yang sering ditemui pada penderita kanker prostat :
1.     Sering ingin buang air kecil, terutama pada malam hari
2.     Kesulitan untuk memulai buang air kecil atau menahan air seni
3.     Aliran air seni lemah atau terganggu
4.     Perasaan nyeri atau terbakar saat buang air kecil
5.     Adanya darah pada air seni atau air mani.
6.     Gangguan seksual lain, seperti sulit ereksi atau nyeri saat ejakulasi
7.     Sering nyeri atau kaku di punggung bawah, pinggul atau paha atas.

D.    Jenis Jenis Kanker Prostat
Ada beberapa jenis sel sel kanker yang terdapat dalam kelenjar prostat. Namun hampir semua jenis kanker prostat bermula pada sel sel kelenjar dan lebih dikenal sebagai adenokarsinoma.

E.    Pemeriksaan Kanker Prostat.

Pria berusia lebih dari 50 tahun dianjurkan untuk melakukan melakukan PSA total (prostate specific antigen) dan pemeriksaan colok dubur atau DRE (digital rectal examination) setiap tahun. Apabila ada anggota keluarga yang menderita kanker prostat, dianjurkan melakukan skrining sejak usia 40 tahun.

F.    Pemeriksaan PSA
PSA adalah enzim yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat dan berfungsi mengencerkan cairan ejakulasi untuk memudahkan pergerakan sperma. Pada keadaan normal, hanya sedikit PSA yang masuk kedalam aliran darah. Namun, apabila terjadi peradangan atau kerusakan jaringan prostat maka kadar PSA dalam darah meningkat.

G.    Stadium Kanker Prostat
Stadium I, adalah tahap awal dan tanpa gejala. Sel kanker terbatas pada prostat.
Stadium II, adalah sel kanker terbatas pada prostat, tetapi terlihat jelas (terdeteksi oleh pemeriksaan colok dubur dan atau hasil tes PSA yang tinggi)
Stadium III, adalah sel sel kanker ditemukan diluar kantong prostat. Penyebarannya hanya terbatas pada jaringan sekitar dan atau vesikula seminalis (kelenjar yang memproduksi air mani)
Stadium IV, adalah sel sel kanker telah menyebar menuju kelenjar getah bening regional, tulang atau organ lain seperti hati dan paru paru.

H.    Pengobatan Kanker Prostat
Hingga saat ini pengobatan yang tepat untuk menderita kanker prostat masih diperdebatkan. Secara umum, pilihan pengobatan penderita kanker prostat tergantung pada stadium kankernya.
-       Kanker prostat stadium awal biasanya dilakukan prostatektomi (pengangkatan prostat) dan terapi penyinaran.
-   Kanker yang telah menyebar biasanya dilakukan terapi hormon, pengangkatan testis atau kemoterapi.






(Dari berbagai sumber)

Minggu, 28 Juli 2013

Hubungan Kanker Prostat dan Status Keayahan


Gangguan prostat adalah kasus yang lumrah terjadi pada pria utamanya mereka yang telah beranjak tua. Kondisi prostat biasanya berfungsi baik sehingga kebanyakan orang bahkan tak menyadari keberadaannya sampai usia 40-an atau 50-an, walaupun ada pula yang telah mengalami gangguan saat masih usia 30-an.

Banyak penelitian dilakukan untuk menyingkap penyebab serta faktor risiko gangguan prostat. Salah satu di antaranya adalah riset yang dipimpin Kristian T Jorgensen dari  Statens Serum Institute di Kopenhagen, Denmark. Riset yang dimuat dalam Medical Journal Cancer itu menemukan bahwa pria yang tak memiliki anak berisiko lebih rendah mengalami kanker prostat di banding pria yang punya anak. Namun begitu, pria yang punya banyak anak ternyata memiliki resiko rendah terkena kanker tersebut.
Jorgensen dan rekan-rekannya sampai pada kesimpulan tersebut setelah meneliti sejumlah pria kelahiran Denmark dari tahun 1935 hingga 1988. Hasil riset menunjukkan, pria yang tak punya anak berisiko 16 persen lebih rendah mengidap kanker prostat dibandingkan para ayah.  Tetapi di antara pria yang menjadi ayah, risiko terkena penyakit itu secara bertahap menurun seiring bertambahnya jumlah anak yang dimiliki. 
Menurut peneliti, alasan munculnya hubungan yang bertentangan ini masih belum dapat dipastikan. Tetapi hasil temuan ini didasarkan pada riset sebelumnya yang menghubungkan kondisi tidak punya anak dengan rendahnya risiko kanker prostat.

Sebuah teori mengatakan bahwa pria yang tak punya anak akibat infertilitas kemungkinan beresiko lebih kecil mengidap kanker prostat karena memiliki kadar testosteron yang rendah. Namun Jorgensen dan timnnya mengatakan hal itu masih harus dibuktikan.

Menurut data riset, pria yang tak punya anak memiliki sejumlah kemungkinan bervariasi  di antaranya karena infertil (tidak subur) atau punya pasangan yang tak subur, dan sebagian lagi memang memilih tidak punya anak.

Lalu mengapa pria dengan banyak anak beresiko lebih kecil mengidap kanker prostat dibanding yang hanyapunya satu anak saja?  Peneliti berspekulasi, hal itu terjadi karena pria yang punya anak lebih dari satu orang adalah pria yang jauh lebih sehat fisiknya. Pria yang punya banyak anak juga dapat mempertahankan kesuburannya hingga usia tertentu, sehingga mereka lebih resisten mengalami kanker prostat.

Yang pasti, penelitian lanjutan dibutuhkan untuk memahami kondisi yang berkaitan dengan faktor-faktor lingkungan biologis, sosial dan perilaku, yang mendasari temuan ini.