Selasa, 18 Oktober 2011

Penyebab, Gejala dan Pengobatan

Penyebab Kanker Prostat?

Penyebab kanker prostat belum diketahui dengan pasti, tetapi ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker prostat, diantaranya faktor usia dan riwayat keluarga. Faktor hormonal, diet tinggi lemak, dan toksin juga disebut-sebut sebagai faktor risiko kanker prostat walaupun kaitannya belum jelas.



Gejala Kanker Prostat?

Kanker prostat stadium dini, tidak menunjukkan gejala. Setelah kanker berkembang, baru muncul gejala tetapi tidak khas. Gejala yang muncul menyerupai gejala BPH (Benign Prostatic Hyperplasia), yaitu penyakit pembesaran prostat jinak yang sering dijumpai pada pria lanjut usia. Akibatnya, kedua penyakit ini sulit dibedakan sehingga diperlukan pemeriksaan yang dapat mendeteksi dini sekaligus membedakan antara kanker prostat dan BPH.

Berikut ini beberapa gejala yang sering ditemui pada penderita kanker prostat.

  1. Sering ingin buang air kecil, terutama pada malam hari.
  2. Kesulitan untuk memulai buang air kecil atau menahan air seni.
  3. Aliran air seni lemah atau terganggu.
  4. Perasaan nyeri atau terbakar saat buang air kecil.
  5. Adanya darah pada air seni atau air mani.
  6. Gangguan seksual lain, seperti sulit ereksi atau nyeri saat ejakulasi.
  7. Sering nyeri atau kaku pada punggung bawah, pinggul, atau paha atas.
Deteksi Dini Kanker Prostat?

Pria berusia lebih dari 50 tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan PSA total (Prostate Specific Antigen) dan pemeriksaan colok dubur atau DRE (Digital Rectal Examination) setiap tahun. Apabila ada anggota keluarga yang menderita kanker prostat, dianjurkan melakukan skrining sejak usia 40 tahun.

Pemeriksaan PSA

PSA adalah enzim yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat dan berfungsi mengencerkan cairan ejakulasi untuk memudahkan pergerakan sperma. Pada keadaan normal, hanya sedikit PSA yang masuk ke dalam aliran darah. Namun, apabila terjadi peradangan atau kerusakan jaringan prostat maka kadar PSA dalam darah meningkat.

Lalu, bagaimana untuk membedakan peningkatan PSA karena BPH atau kanker prostat? Untuk membedakan apakah peningkatan kadar PSA disebabkan oleh BPH atau kanker prostat, maka dianjurkan pemeriksaan rasio free-PSA—PSA total atau rasio c-PSA—PSA total terutama bagi mereka yang memiliki kadar PSA totalnya antara 2,6—10 ng/ ml.

Mengenal Metode AS (Active Surveillance)

Untuk menghindari over-diagnosa maupun over-treatment dari kanker prostat, maka telah dilakukan riset yang bernama START (Surveillance Therapy Against Radical Treatment), yang dipimpin oleh Dr. Laurence Klotz (Chief Urologist dari Sunnybrook Health Sciences Center, Toronto, Kanada).

Hasil riset internasional tersebut menemukan bahwa ketika metode AS diterapkan kepada pasien kanker prostat jinak (slow growing prostate cancer), maka kankernya tidak menyebar dan secara keseluruhan tingkat kematiannya kurang dari 2%. Penelitian ini sangat penting karena kebanyakan pria dengan kanker prostat sangat berat untuk melakukan operasi pengangkatan prostat. Kebanyakan dari mereka stres memikirkan dampak dari disfungsi ereksi maupun inkontinensia (tidak dapat menahan kencing) dalam jangka panjang.

Metode AS (active surveillance) adalah kondisi dimana pria dengan tanda-tanda pra kanker prostat dan secara aktif melakukan pemantauan atas perkembangan kankernya. Pasien ini tidak perlu menjalani pengobatan medis apa pun, seperti operasi atau radioterapi selama parameter masih terkendali. Namun, apabila terjadi peningkatan PSA, baru kemudian dilakukan tindakan medis.

Ciri-ciri pasien yang dapat melakukan metode AS antara lain sebagai berikut.

  1. Nilai PSA kurang atau sama dengan 10.
  2. Biopsi menunjukkan low-volume cancer dengan nilai tes Gleason 6 atau kurang
    Gleason score adalah pemeringkat kanker dari 2 sampai 10 yang menunjukkan agresivitas kankernya. Semakin tinggi angka, maka semakin agresif kankernya.
  3. Pasien divonis mengidap kanker prostat grade antara T1c dan T2a.
    T1 dan T2 adalah stadium kanker paling rendah, yaitu ketika sel-sel kanker masih terbatas hanya ada di dalam kelenjar prostat.
Pasien yang mengikuti metode AS ini baru mendapat tindakan medis seperti operasi atau radioterapi apabila nilai PSA meningkat drastis, hasil biopsi menunjukkan peningkatkan volume kanker, atau pun keberadaan sel-sel kanker yang lebih ganas.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pasien kanker prostat yang melakukan metode AS, sekitar 65%-nya akan tetap berada pada kondisi kanker yang tidak mengganas.

Tabel Stadium Kanker Prostat

StadiumKeterangan
ISangat awal dan tanpa gejala; sel kanker terbatas pada prostat
IISel kanker terbatas pada prostat, tapi terlihat jelas (terdeteksi oleh pemeriksaan colok dubur dan/atau hasil test PSA yang tinggi)
IIISel-sel kanker ditemukan di luar kantung prostat (membran yang menutupi prostat); menyebar terbatas pada jaringan sekitarnya dan/atau vesikula seminalis (kelenjar yang memproduksi cairan mani)
IVSel-sel kanker telah menyebar (metastasis) ke kelenjar getah bening regional, tulang, ataupun organ jauh (misalnya, hati, paru-paru)













Pengobatan Kanker Prostat?

Hingga saat ini pengobatan yang tepat untuk penderita kanker prostat masih diperdebatkan. Secara umum, pilihan pengobatan penderita kanker prostat tergantung pada stadium kankernya.

  1. Kanker prostat stadium awal biasanya dilakukan prostatektomi (pengangkatan prostat) dan terapi penyinaran.
  2. Kanker yang telah menyebar biasanya dilakukan terapi hormon, pengangkatan testis, atau kemoterapi.
Berikut ini beberapa pengobatan yang biasa dilakukan untuk penderita kanker prostat:


PEMBEDAHAN untuk KANKER PROSTAT


Salah astu jenis pembedahan yang biasa dilakukan adalah prostatektomi radikal. Prostatektomi radikal adalah operasi yang dilakukan untuk mengobati kanker prostat. Cara ini paling sering digunakan untuk kanker yang belum menyebar ke luar kelenjar prostat. Dalam operasi ini, ahli bedah melakukan pengangkatan seluruh kelenjar prostat disertai beberapa jaringan di sekitarnya, termasuk vesikula seminalis.




1. Prostatektomi Radikal Retropubik
Pendekatan pengobatan yang paling umum dengan cara dibuat sayatan di bagian bawah perut. Dokter akan mengangkat sedikit kelenjar getah bening dekat prostat dan diteliti di bawah mikroskop. Jika kanker telah menyebar ke getah bening, maka dokter mungkin menghentikan operasi.

Perlu diketahui bahwa saraf pengendali ereksi sangat dekat dengan prostat. Sebisa mungkin dokter akan menghindari pengangkatan saraf ini untuk menghindari risiko impotensi setelah operasi (disebut prosedur nerve-sparing). Namun, jika kanker telah menyebar, dokter harus mengangkatnya. Bahkan jika saraf terhindar, diperlukan setidaknya waktu beberapa bulan setelah operasi untuk dapat ereksi.

2. Pendekatan Radikal Perineal

Dalam pendekatan perineal, ahli bedah membuat irisan pada kulit antara anus dan skrotum. Karena operasi ini seringkali lebih pendek, mungkin akan digunakan untuk laki-laki yang tidak memerlukan prosedur nerve-sparing dan yang tidak perlu melakukan pengangkatan kelenjar getah bening. Mungkin juga digunakan jika Anda memiliki masalah medis lainnya yang membuat operasi retropubik sulit untuk dilakukan.

Operasi retropubik atau pun perineal dapat berlangsung dari 1,5 hingga 4 jam. Selanjutnya, pasien perlu tinggal di rumah sakit sekitar 3 hari. Rata-rata waktu pemulihan yang dibutuhkan sekitar 3—5 minggu.

3. Laparoskopi Radikal Prostatektomi (LRP)

Apabila kedua pendekatan di atas, retropubik atau pun perineal seorang dokter perlu membuat sayatan panjang untuk mengangkat prostat (open approach), maka pada metode LRP merupakan sebuah metode baru yang melibatkan pembuatan beberapa sayatan kecil dan penggunaan instrumen khusus yang panjang untuk menghapus prostat.

Keunggulan metode LRP adalah rasa sakit berkurang, pasien tidak terlalu banyak kehilangan darah, periode rawat inap yang lebih singkat, serta waktu pemulihan lebih cepat. Prosedur nerve-sparing juga dimungkinkan dengan LRP.

4. Robotic Assisted Laparoskopi Radikal Prostatektomi (Robotic Assisted LRP) Robotic Assisted LRP adalah pendekatan baru yang lebih canggih adalah penggunaan robot untuk melakukan operasi LRP. Yang dibutuhkan disini adalah keterampilan dan pengalaman dokter bedah Anda.

5. Reseksi Transurethral Prostat (TURP) Merupakan prosedur yang dilakukan untuk mengurangi gejala, seperti sulitnya mengalirkan urine pada pria yang tidak dapat menjalani operasi di atas. Hal ini tidak dilakukan untuk menyembuhkan penyakit atau mengangkat kankernya. Operasi ini lebih sering digunakan untuk meredakan gejala PIN. Operasi TURP memakan waktu sekitar satu jam. Anda biasanya dapat meninggalkan rumah sakit setelah 1—2 hari dan dapat bekerja kembali dalam waktu 1—2 minggu.

RESIKO & EFEK SAMPING PROSTATEKTOMI RADIKAL

Semua jenis operasi untuk kanker prostat memiliki resiko dan efek samping.

Pembedahan sendiri mengandung resiko yang dapat mencakup: permasalahan seputar obat anestesi, resiko kecil terjadinya serangan jantung, stroke, pembekuan darah di kaki, infeksi, dan pendarahan. Resiko ini tergantung pada berbagai faktor mulai dari kesehatan Anda secara keseluruhan, usia Anda, dan keahlian dari dokter yang merawat Anda.

Efek samping utama dari prostatektomi radikal adalah: inkontinensia dan impotensi.

Inkontinensia: Inkontinensia berarti Anda tidak dapat mengendalikan jalannya air seni Anda (kebocoran urine). Ada 3 jenis inkontinensia, yaitu:

Stress Inkontinensia: jenis ini paling umum terjadi setelah operasi prostat. Di sini pria mengalami kebocoran urine saat mereka batuk, tertawa, bersin, atau olahraga.

Overflow inkontinensia: bagi pria yang mengalami inkontensia overflow, mereka membutuhkan waktu lama untuk berkemih dan aliran air seni biasanya lemah

Urge inkontinensia: pria dengan keluhan ini biasanya memiliki kebutuhan mendadak untuk pergi ke kamar mandi dan buang air kecil.

Dalam kasus yang jarang terjadi, laki-laki kehilangan semua kemampuan untuk mengendalikan air seni mereka. Ini disebut inkontinensia kontinu.

Biasanya masalah inkontinensia akan berlalu dan seseorang mulai dapat mengontrol air seninya secara normal alam waktu beberapa minggu atau bulan setelah operasi. Dokter tidak bisa memprediksi berapa lama hal ini dapat terjadi karena pemulihan fisik masing-masing orang berbeda. Pemulihan bisa dipercepat, misalnya dengan latihan kegel untuk memperkuat kandung kemih Anda.

Impotensi: Impotensi berarti bahwa seorang pria tidak bisa mendapatkan ereksi yang cukup kuat untuk dapat melakukan hubungan seks. Syaraf yang memungkinkan seseorang mendapatkan ereksi mungkin rusak selama operasi, radioterapi, atau perawatan lain. Selama 3 hingga 12 bulan pertama setelah operasi, Anda mungkin tidak akan bisa mendapatkan ereksi tanpa menggunakan obat atau perawatan lainnya. Kemudian, beberapa orang akan mampu mendapatkan ereksi dan beberapa masih akan mengalami kesulitan. Kemampuan Anda untuk kembali bisa melakukan ereksi tergantung pada usia dan jenis operasi yang dilakukan. Semakin muda usia Anda, semakin besar kemungkinan Anda akan bisa mendapatkan ereksi. Jika Anda tetap bisa ereksi, Anda tetap bisa merasakan orgasme. Namun demikian, Anda akan merasa ‘kering’, karena tidak adanya cairan air mani yang keluar.

Jika Anda khawatir tentang masalah ereksi ini (sesudah operasi), diskusikan dengan dokter untuk mencari jalan keluarnya. Ada obat-obatan dan bahkan mungkin perangkat seperti pompa vakum dan implantasi penis bisa membantu.

Kemandulan: Sebuah prostatektomi radikal melibatkan pemotongan tabung antara testis dan urethra. Hal ini berarti bahwa seorang pria tidak bisa lagi menjadi seorang ayah secara alamiah. Bagi pria berusia lanjut, hal ini seringkali bukan masalah. Tetapi jika ini merupakan masalah bagi Anda, bicarakan hal ini dengan dokter Anda sebelum operasi.

Lymphedema: Sebuah efek samping yang jarang terjadi adalah lymphedema, yaitu pembengkakan (di daerah kaki atau di wilayah kelamin) dan rasa sakit. Lymphedema sering dapat diobati dengan terapi fisik, tapi mungkin tidak hilang sepenuhnya.

Perubahan ukuran/panjang penis: Efek samping lain yang mungkin dari operasi adalah penurunan panjang penis. Dokter belum tahu apa penyebabnya.

RADIOTERAPI untuk KANKER PROSTAT

Apabila risiko pembedahan terlalu tinggi, biasanya dilakukan radioterapi. Jenis radioterapi yang biasa dilakukan dapat berupa.

1. Radioterapi eksternal, merupakan radioterapi yang dilakukan di rumah sakit secara rawat jalan. Biasanya dilakukan sebanyak lima kali seminggu selama 6—8 minggu.

2. Pencangkokan butiran yodium, emas, atau iridium radioaktif secara langsung pada jaringan prostat. Keuntungan terapi ini adalah efek radiasi terhadap kerusakan jaringan di sekitar jaringan prostat menjadi minimal.

TERAPI HORMON untuk KANKER PROSTAT

Tujuan dari terapi hormon (disebut juga terapi penekanan androgen) adalah untuk menurunkan kadar hormon pria (androgen). Androgen, yang sebagian besar dibuat di testis, menyebabkan berkembangnya sel-sel kanker prostat. Menurunkan kadar androgen sering membuat kanker prostat mengecil atau tumbuh lebih lambat. Terapi hormon dapat mengontrol, tetapi tidak dapat menyembuhkan kankernya

Terapi hormon sering digunakan dalam pengobatan kanker prostat apabila.
1. Pria yang tidak memilih pembedahan atau pun radiasi untuk pengobatan kankernya.
2. Kasus dimana kanker telah menyebar ke organ lain atau pada kasus kanker kambuhan.
3. Pria yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami kekambuhan biasanya bersamaan dengan radioterapi.
4. Kadang digunakan sebelum tindakan dilakukan pembedahan atau radioterapi dengan tujuan untuk mengecilkan kankernya.

Contoh obat-obatan terapi hormon untuk kanker prostat antara lain leuprolide, goserelin, dan buserelin. Obat tersebut diberikan dalam bentuk suntikan setiap 3 bulan sekali. Efek sampingnya adalah mual dan muntah, anemia, osteoporosis, dan impotensi. Obat lainnya yang digunakan sebagai terapi hormon adalah zat yang menghambat aktivitas androgen (misalnya flutamide atau nilutamide). Efek sampingnya adalah impotensi, gangguan hati, diare, dan ginekomastia (pembesaran payudara). Selain itu, ada obat yang mencegah kelenjar adrenalin untuk membuat androgen, antara lain ketoconazole dan aminoglutethimide.

KEMOTERAPI untuk KANKER PROSTAT

Tindakan kemoterapi pada pengobatan kanker prostat biasanya dilakukan apabila kanker tersebut bersifat resisten terhadap terapi pengobatan lainnya. Obat-obatan yang biasa dilakukan untuk mengobati kanker prostat diantaranya, mitoxantronx, prednison, paclitaxel, dosetaxel, estramustin, dan adriamycin.

TARGET TERAPI untuk KANKER PROSTAT 

Pasien kanker prostate stadium lanjut, kini tidak perlu khawatir lagi bilamana kemoterapi ataupun radioterapi sudah tidak dapat lagi digunakan untuk melawan sel-sel kankernya. Bagaimana bila system kekebalan tubuh Anda dapat diberdayakan untuk melawan sel-sel kanker sendiri ?

Begitulah kira-kira prinsip kerja ‘Provenge’ – suatu vaksin baru untuk kanker prostate stadium lanjut yang baru saja mendapat persetujuan dari US.FDA (2010). Berdasarkan hasil riset, terjadi peningkatan harapan hidup rata-rata pasien kanker prostate yang menggunakan ‘Provenge’, sebesar 4.5 bulan bahkan hingga 3 tahun. Amat disayangkan obat ini masih sangat mahal harganya (USD 90.000 untuk full-round treatment).

Sebagai pertimbangan, pasien kanker prostate stadium lanjut dapat menggunakan Typhonium Plus® yang dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh Anda dalam melawan sel-sel kanker, dengan biaya yang sangat terjangkau.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar